JAKARTA, Riau eksis.com- Setakat ini, rata-rata kenaikannya Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2022 yang hanya sebesar 1,09 persen. Hal itu, membuat Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa angkat bicara.
Pasalnya memperkirakan jika UMP 2022 naik 5 persen maka konsumsi akan naik Rp180 triliun. "Kami, di Bappenas hitung kalau naiknya itu rata-rata bisa 5 persen, ini memompa disposal pengeluaran dari menambah konsumsi itu sama dengan kira-kira Rp180 triliun per tahun," ungkap Suharso.
Hal itu disampaikan Suharso pada acara Talkshow Interaktif yang bertajuk yakni 'Membangun Optimisme Baru untuk Mendorong Percepatan PEN' diadakan pihak Otoritas Jasa Keuangan, Jumat (26/11/21). Itu artinya, ungkap Suharso, ini memberikan bantalan pertumbuhan konsumsi setidak tidaknya 5,2 persen.
Ia membagikan pengalamannya disaat berdiskusi dengan seorang pengusaha. Ia mengatakan pengusaha tersebut tak percaya kenaikanya UMP tahun depan hanya 1 persen. "Beliau mengatakan ini tidak mungkin Pak Harso, jika kenaikan UMP itu cuma satu persen, dan enggak mungkin. Rumusnya, memang seperti itu berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP), tapi itu enggak mungkin," katanya.
Menurut Suharso, hal itu perlu menjadi perhatian, pasalnya dari kenaikan upah buruh yang sesuai akan meningkatkan daya beli masyarakat. Sehingga produk-produk itu juga akan bertambah, akan menggerakkan demand. Jadi demand agregatnya bisa baik.
Suharso menyinggung, bahwa didalam ekonomi semuanya harus bisa berjalan bersama. Artinya, ekonomi harus dapat mesejahterakan kehidupan masyarakat. "Tidak ada gunanya ekonomi, tidak ada gunanya kita ketemu di sini. Tidak ada gunanya bank, kalau si miskin itu tetap miskin. Kalau pengangguran juga tetap terbentuk," ujarnya.
Hal itu, ia lontarkan lantaran pandemi covid-19, dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan dan pengangguran di tanah air. Padahal, sejatinya ekonomi adalah memulihkan dua hal itu. Oleh karena itu katanya, menuntaskan pandemi ini tidak dilakukannya oleh satu negara saja, tapi harus dilakukanya seluruh warga dunia.
Suharso mengajak semua pihak untuk dapat saling membantu, terlebih pada mereka yang memiliki kekuasaan. Ujar dia, kalau ekonomi tidak bisa entaskan kemiskinan, serta tidak bisa menaikkan tingkat pendapatan mereka yang tidak mendapatkan kesempatan itu dan juga kesempatan kerja itu tidak terbuka. Hal ini tentu ada pertanggungjawabanya. (Red)