Senin, 31/08/20
 
Pemenang Nobel 2013. Michael leviit dari Stanford.
Jangan panik Corona akan segera berakhir

| Nasional
Sabtu, 28/03/2020 - 20:20:40 WIB
Michael leviit pemenang Nobel 2013 dari stanford
TERKAIT:
   
 
Riaueksis - Ahli Biofisika dan pemenang Nobel asal Stanford, Michael Levitt mengimbau agar masyarakat tidak panik jika mendengar kenaikan jumlah pasien positif virus corona atau covid-19 yang begitu cepat.

Menurutnya, dalam sebuah epidemi kenaikan jumlah adalah hal normal, tapi berlahan-lahan jumlahnya akan menurun.  

“Yang kita harus lakukan adalah jangan panik!, Kita akan baik-baik saja,” pesat Levitt.

Wabah coronavirus atau Covid-19 telah membuat seluruh dunia terhenti ketika pemerintah dan organisasi kesehatan bersiap untuk kondisi terburuk. Namun perhitungan biofisikawan pemenang Nobel, memberikan harapan baru bahwa akhir pandemi Korona sudah dekat.

Michael Levitt, yang memenangkan Hadiah Nobel Kimia tahun 2013, menganalisis 78 negara yang telah melaporkan lebih dari 50 kasus Covid -19 baru setiap hari dan mengatakan bahwa ia telah melihat “tanda-tanda pemulihan”, demikian dilaporkan harian Israel Calcalist.

“Ketika membahas penyakit, itu sangat menakutkan orang karena mereka terus mendengar tentang kasus baru setiap hari. Tetapi fakta bahwa tingkat infeksi melambat berarti akhir pandemi sudah dekat,” katanya.

Pada bulan Februari, Levitt telah menulis kepada teman-temannya di Tiongkok bahwa negara itu akan keluar dari fase terburuknya jauh lebih awal daripada yang diklaim oleh para pakar kesehatan global.

Pesannya telah menyebar seperti api di Tiongkok dan orang-orang melihat perhitungannya terbukti benar dalam beberapa minggu ke depan. Sekarang, Levitt memiliki dugaan yang sama untuk kasus coronavirus di seluruh dunia.

Berbicara kepada Calcalist, profesor Stanford mengatakan bahwa dia mulai mempelajari angka-angka pada 1 Februari. Dia menganalisis dan menghitung jumlah kematian yang dilaporkan setiap hari di Tiongkok, mempelajari pola itu dan membuat dugaan berdasarkan informasi. Levitt memperhatikan bahwa Provinsi Hubei Tiongkok memiliki 1.800 kasus baru setiap hari.

Pertumbuhan eksponensial terlihat sampai 6 Februari, tetapi hari berikutnya, “jumlah infeksi baru mulai turun secara linear dan tidak berhenti”. Setelah seminggu, hal yang sama terjadi dengan jumlah kematian. Berdasarkan statistik ini, Levitt memperkirakan pandemi akan kehilangan kekuatannya dalam waktu dua minggu.

Sekarang ilmuwan Israel percaya virus itu akan hilang dari Tiongkok pada akhir Maret. Dia menambahkan bahwa jika negara memastikan social distancing atau jarak sosial dan perjalanan minimal, maka sebagian besar akan dapat menyingkirkan wabah virus segera. “Situasi nyata tidak mengerikan seperti yang mereka bayangkan”, tandas Levitt.**






Berita Lainnya :
 
  • Lantik Pengurus PWI Kuansing, Raja Isyam : Jaga Nama Baik Organisasi dan Selalu Kritik
  • Lolos Semifinal Piala Asia U-23 2024, Indonesia Cetak Sejarah
  • Halal Bihalal Polresta Pekanbaru, 2 Personil Terima Tiket Umroh dari Kapolda Riau
  • Indosat Ooredoo Hutchison Catat Lonjakan Trafik Data Sebesar 17% Sepanjang Hari Raya Idulfitri
  • Menjelajah Dunia Migas di Dumai Expo 2024: Edukasi dan Kontribusi untuk Masa Depan
  • Hari Kartini, PHR Junjung Tinggi Kesetaraan dalam Berkontribusi Bagi Negeri
  • Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
  • Camat Mandau Dorong Pembentukan DPW IKA Plus Bengkalis, Freddy Antoni Terpilih Sebagai Ketua
  • Rumah Sakit Alihkan Pasien Belum Aktif UHC ke Umum, Diskes Pekanbaru Ancam Putus Kerjasama
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved