Siswa di NTT Dipaksa Jilat Sendok Bertinja, Kemdikbud Minta Buat Tim Pencegahan
ditma | Nasional
Rabu, 26/02/2020 - 22:03:30 WIB
Riaueksis.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) buka suara soal siswa yang dipaksa menjilat sendok bertinja, di Seminari St. Maria Bunda Segala Bangsa Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemendikbud ingin setiap sekolah membentuk Tim Pencegahan Tindak Kekerasan.
"Kami mengimbau kepada sekolah untuk menaati Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015, dan segera membentuk tim pencegahan tindak kekerasan, agar tidak terjadi lagi kasus-kasus kekerasan di lingkungan satuan pendidikan," kata Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Ade Erlangga dalam keterangannya, Rabu (26/02/2020).
Selain itu, Ade juga menyampaikan keprihatinan terhadap kejadian tersebut. Dia ingin kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
"Kami turut prihatin atas kejadian di Seminari St. Maria Bunda Segala Bangsa Maumere. Semoga kejadian-kejadian serupa tidak terjadi lagi, baik di sekolah tersebut ataupun di sekolah lainnya," ucap Erlangga.
Ade minta sekolah dan pemerintah daerah membuat antisipasi pencegahan kekerasan, seperti prosedur anti kekerasan hingga pembuatan kanal pelaporan. Menurut Ade pembentukan Tim Pencegahan Tindak Kekerasan sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
"Pencegahan mengharuskan sekolah, guru, dan pemerintah daerah untuk menyusun langkah-langkah pencegahan tindak kekerasan, termasuk penyusunan prosedur anti kekerasan dan pembuatan kanal pelaporan, berdasarkan pedoman yang diberikan oleh Kemendikbud," jelas Erlangga.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 30 orang siswa SMP kelas VII Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat perlakuan tak pantas dari seniornya. Puluhan siswa diminta menjilat sendok yang sudah dioleskan ke kotoran manusia.
Kapolres Sikka AKBP Sajimin mengatakan peristiwa itu terjadi di asrama Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, pukul 05.13 WIB, Rabu (19/2/2020). Untuk diketahui, siswa SMA dan SMP di sekolah itu tinggal di asrama.
Sajimin mengungkapkan dua senior pembimbing menemukan kotoran manusia di salah satu lemari. Dua senior itu lalu bertanya kepada siswa-siswa kelas VII, tapi tidak ada yang mengaku.
"Dalam pemeriksaan itu dalam almari ditemukan kotoran manusia di dalam plastik. Ditanyakan anak-anak SMP ini, siapa yang naruh dan sebagainya, dari 30 itu tidak ada yang ngaku," kata Sajimin, saat dihubungi detikcom, Selasa (25/2/2020).
"Karena tak ngaku, akhirnya sendok itu dioleskan ke kotoran, disuruh jilat satu per satu. Bukan perpeloncoan. Total 30 orang (siswa SMP)," imbuhnya.*
Sumber: Detik.com