Jakarta (riaueksis.com) - Konsumsi rumah tangga yang merupakan penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, hanya tumbuh 4,94%. Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya memang lebih tinggi, akan tetapi dibandingkan periode yang sama tahun lalu ada penurunan pertumbuhan yang cukup signifikan.
Begini datanya, pada kuartal II-2016, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,07%. Selanjutnya kuartal III-2016 tumbuh 5,01%, kuartal IV-2016 capai 4,99%, dan kuartal I-2017 tumbuh 4,94%.
"Konsumsi rumah tangga tumbuh Rp 4,95%," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (7/8/2017).
Restoran dan hotel tumbuh cukup tinggi dengan 5,87%. Kemudian kesehatan dan pendidikan 5,40%, transportasi dan komunikasi 5,32% dan makanan dan minuman (selain restoran) tumbuh 5,24%.
Sisanya adalah perumahan dan perlengkapan rumah tangga dan pakaian alas kaki dan jasa perawatannya serta sektor lainnya.
Diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2017 mencapai 5,01% (yoy). Selain konsumsi rumah tangga, indikator lain juga tak cukup baik. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) capai 5,35%, ekspor 3,36% dan impor 0,55%. Sementara itu konsumsi pemerintah negatif 1,03%.(wan)