Dalam keterangannya, Gubernur mengatakan, ada dua warga Riau yang positif varian delta meninggal dunia.

“Totalnya ada enam, dua diantaranya meninggal dunia. Empat lainnya dinyatakan sembuh,” sebut Gubernur.

Enam kasus itu, jelas Syamsuar, menjangkit tiga daerah di Riau. Masing-masing dari Pekanbaru, Siak dan Bengkalis.

Hasil ini, lanjut Syamsuar diketahui setelah enam hasil itu disampaikan Satgas Pemerintah Pusat. Karena, di Riau belum memiliki alat Labor Biomolekuler.

“Yang punya alat itu baru pusat. Karena di Indonesia belum dijual. Sehingga, saya sudah tanya apakah bisa dalam sebulan ini kita bisa memilikinya,” ujar Syamsuar.

Atas kondisi keterbatasan alat itu, Syamsuar berujar, bahwa hal itulah yang membuatnya tidak bisa menyampaikan apakah virus varian delta sudah ada di Provinsi Riau.

“Kenapa hasilnya lama keluar?. Karena alat biomolekuler kita belum bisa mengeceknya,” ungkap Syamsuar.

Ia menegaskan, penyampaian informasi ini bukan bermaksud menakut-nakuti masyarakat. Tetapi tujuannya, agar kita semua lebih waspada.

“Saya tidak bermaksud menakut-nakuti, karena memang alasannya kita tidak memiliki alatnya. Tetapi tujuannya, agar kita semua waspada. Tetap terapkan protokol kesehatan,” pesan Syamsuar.***