Pelantikan yang berlangsung di Ballroom Lantai 4 Bank Riau Kepri ini menerapkan protokol kesehatan yakni seluruh pengurus SMSI wajib memakai masker. Tak terkecuali para tamu undangan yang ikut hadir menyaksikan acara pelantikan tersebut.

Turut hadir Sekretaris Daerah Provinsi Riau Drs H Yan Prana Jaya Rasyid MSi, Ketua DPRD Riau Yulisman, Danrem 031/Wira Bima Brigjend TNI M Syech Ismed SE MHan, Ketua Komisi Informasi (KI) Provinsi Riau Zufra Irwan SE, Ketua PWI Riau sekaligus Ketua Dewan Penasehat SMSI Riau H Zulmansyah Sekedang SSos dan seluruh jajaran pengurus SMSI Riau yang akan dilantik.

Ketum SMSI Pusat Drs Firdaus MSi saat menyampaikan sambutan mengatakan, SMSI merupakan suatu organisasi perusahaan media. Berbeda sekali dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), walaupun SMSI berasal dari para fungsionaris-fungsionaris PWI se tanah air. Tetapi gennya berbeda.

"Kalau PWI, itu pekerja atau wartawan yang dituntut untuk profesionalisme. Yang mana wartawan sangat dekat dengan tanggung jawab kepada publik. Tetapi, kalau SMSI menjadi prioritas tanggung jawab kepada perusahaan pers dan masyarakat pers yang dinaunginya, terutama karyawannya. Artinya, sejahtera atau tidaknya wartawan itu tergantung perusahaan. Artinya, perusahaan dituntut lebih bagaimana untuk meningkatkan kualitas bisnisnya dan kualitas Sumber Daya Manusianya untuk kesejahteraan karyawannya. Dan ini antara PWI dan SMSI sebagai dua sisi mata uang. Untuk itu, antara satu sisi dengan sisi lain tidak bisa dipisahkan," beber Firdaus.

Selanjutnya, sebut Firdaus, SMSI itu tidak punya banyak program. Hanya tiga programnya. 

Pertama: bagaimana membantu anggota untuk ikut didata dan diverifikasi. Terus melakukan update bagaimana mendata dan memverifikasi serta memfasilitasi, memverifikasi anggota ke Dewan Pers. Karena verifikasi itu menjadi sebuah keharusan saat ini. 

"Kedua: untuk tangan kita sampai ke anggota kita yang jauh-jauh, di pulau, di kota dan kabupaten, pengurus provinsi segera membentuk kepengurusan kota dan kabupaten sebagai perpanjangan tangan SMSI provinsi. Kenapa? Jika konsultasi terlalu jauh, ada hal-hal fisik yang tidak bisa dilaksanakan dengan digital atau online, maka kita bisa langsung selesaikan urusan-urusan kota dan kabupaten. Minimal tiga perusahaan pers kita bentuk," ulas Firdaus.

Yang ketiga; sebut Firdaus, membentuk newsroom bersama. Bagaimana newsroom bersama? Sebagaimana diketahui, hampir 90 persen anggota SMSI itu adalah UMKM. Media-media kecil yang tidak berbasis modal yang besar.

"Newsroom ini, bagaimana kita sama-sama besar. Kita bentuk newsroom siberindo.co yang berkedudukan di Jakarta ini untuk menyatukan semua kawan-kawan yang ada di daerah," sebut Firdaus.

Bagaimana fungsi newsroom? Dijelasjannya, kawan-kawan media kecil-kecil ini tidak perlu harus ada wartawan, tidak perlu harus ada modal besar untuk menempatkan wartawan di Papua, tidak perlu ada penambahan modal untuk menempatkan wartawan di Kalimantan atau di Pulau Jawa. Cukup bergabung di newsroom ini. Perhari cukup mengupload tiga berita. Selanjutnya, yang tergabung dalam newsroom ini dapat mengambil sebanyak-banyaknya berita dari seluruh belahan Indonesia. Bahkan seluruh isi newsroom itu bisa dipindahkan ke medianya. Memang dibutuhkan editor. 

"Berita-berita yang semestinya kita tempatkan wartawan di seluruh Indonesia seperti zaman dulu itu tidak perlu lagi saat ini. Dan ada satu konektivitas antara satu media dengan media yang lain di newsroom ini. Sehingga, begitu banyaknya kita mengefisiensi anggaran untuk pengembangan bisnis kita. Artinya, dengan cukup menggaji 3 sampai 5 orang, kita mampu merambah seluruh Indonesia," beber Firdaus lagi.**