Mereka menuntut janji presiden Jokowi yang akan memberikan bantuan covid 19 untuk masyarakat tak mampu.

Dari puluhan warga tersebut, Nariyati (52) warga Rt 10 Kelurahan Rimba Melintang didampingi warga lainnya berkeluh kesah di hadapan awak media karena dirinya yang memiliki 7 anak dan penghasilannya hanya didapat dari jualan gorengan di sekolahan tersebut tidak mendapatkan bantuan apapun selama Covid 19. Sementara sejak sekolah diliburkan dirinya tidak berpenghasilan, sedangkan suaminya hanya kerja mocok-mocok.

"Begitu banyaknya bantuan dampak Covid 19 ini, masa tidak ada satupun yang kami dapatkan. Kalau bantuan PKH dan BPNT kami gak iri karena yang dapat memang orang susah, tapi bantuan BLT desa ataupun yang lainnya banyak orang kaya yang dapat. Itu banyak di lingkungan keluarga perangkat saja, besan ke besan bahkan anak yang baru nikah belum punya KK saja bisa dapat," kata Nariyati pada Jumat (26/6/2020) kemarin.

Lanjutnya, "melalui media kami ingin sampaikan ke pak Jokowi, karena kami dulu milih pak Jokowi. Kenapa waktu pilpres atau pilkada suara kami dibutuhkan tapi waktu ada bantuan kami yang orang susah ini diabaikan," keluhnya.

Nariyati dengan nada sedih mengatakan bahwa dirinya terpaksa meminjam uang untuk membeli minyak kendaraannya sebesar Rp50.000 untuk sampai ke Dinas Sosial guna menanyakan prihal bantuan apa saja yang dibagikan untuk masyarakat di masa Covid 19, karena di tingkat RT sampai Kelurahan tidak mendapatkan jawaban yang patut.

"Untuk sampai ke Dinas Sosial ini saya terpaksa minjam duit lima puluh ribu untuk beli minyak kenderaan. Padahal uang segitu bisa untuk makan kami sekeluarga sore ini dan besok," ungkapnya dengan mimik wajah sedih.

Hal senada juga disampaikan Kamal dan Widi (30) warga  RT 28 Kelurahan Rimba Melintang bahwa mereka tidak faham dan kurang mendapat informasi dari RT maupun Kelurahan tentang berbagai bantuan dampak Covid 19 ini.

"Kami ada dimintai KK, tapi bantuan apapun kami tak dapat. Kami cuma dengar cerita orang dapat bantuan sembako, bantuan tunai, tapi kelihatan yang dapat malah yang kaya. Lalu untuk apa KK kami yang dikutip itu," keluh Widi dengan kesal.

"Melalui berita, rakyat disuruh pak Jokowi diam di rumah selama masa covid 19, ya kami berdiam di rumah sehingga tidak dapat mencari nafkah, lalu kami makan apa ? Tapi ketika ada bantuan dari pemerintahan kami orang susah ini yang jelas terdampak ekonominya tak mendapatkan apa-apa, malah yang kaya dapat bantuan," terangnya.

Kepala Dinas Sosial Rohil, dr Junaidi Saleh saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Minggu (28/6/2020) membenarkan kedatangan puluhan masyarakat Kecamatan Rimba Melintang tersebut.

"Mereka datang untuk menyampaikan tentang penerima bansos Covid 19 tidak layak, sementara yang layak tidak mendapat. Kami sampaikan bahwa data dapat diubah setiap tiga bulan melalui PSM dan musdes atau muskel untuk dikirimkan melalui dinas sosial lalu dikirim ke Kemensos utk disahkan," kata Junaidi.

Lanjutnya,  di desa atau Kepenghuluan ada PSM untuk mendata warga yang dianggap layak untuk diusulkan. Dan  data wajib dimusyawarahkan untuk mendapat persetujuan melalui  Musdes. Jadi yang bisa mengubah data itu melalui Musdes atau Muskel. "Kalau Dinsos tidak berhak mengubah data. Kami cuma meneruskan data ke Kemensos untuk disahkan," katanya.**