Senin, 31/08/20
 
Lockdown di Belanda, Warga Malah Sibuk Timbun Ganja Bukan Masker

Martalena | Internasional
Selasa, 17/03/2020 - 22:02:56 WIB
Warga Belanda antri di depan kafe ganja sesaat sebelum ditutup selama lockdown. Foto/France24
TERKAIT:
   
 
Riaueksis-Para perokok ganja nampak antre di depan kafe ganja, Minggu (15/3/2020) lalu saat pemerintah setempat memerintahkan penutupan toko dan kelab-kelab seks serta kafe ganja dalam rangka memerangai wabah Corona.

Terlihat antrean panjang ketika mereka berpacu dengan waktu agar bisa mendapatkan ganja dan persediaan untuk beberapa hari ke depan sebelum batas waktu penutupan.

Kafe ganja terkenal di Belanda telah menjadi bagian dari citra populer di negara itu seperti klub seks di distrik lampu merak Amsterdam yang terkenal, yang juga diperintahkan untuk tutup pada pukul 18:00 bersama dengan semua bar dan restoran.

"Untuk mungkin selama dua bulan ke depan kita tidak bisa mendapatkan ganja jadi sepertinya menyenangkan mempunyainya sedikit di rumah," kata Jonathan, seorang pembeli Belanda, yang ikut mengantri di luar kedai kopi Point di Den Haag.

"Teman saya menelepon saya lima menit yang lalu, dia melihat konferensi pers - teman yang baik," katanya kepada AFP yang dilansir dari France24, Senin (17/3/2020).

Antrian bertambah panjang beberapa menit setelah Menteri Kesehatan dan Pendidikan Belanda mengadakan konferensi pers di televisi yang mengumumkan penutupan pusat bisnis, bersamaan dengan semua sekolah Belanda.

Pemandangan serupa dilaporkan terjadi di seluruh negeri, dengan gambar-gambar di media sosial memperlihatkan antrian panjang di luar kedai ganja di Ibu Kota Amsterdam dan kota tempat universitas bersejarah berada, Utrecht.

Situasi ini bertolak belakang dengan hari-hari sebelumnya di mana supermarket diserbu orang-orang yang mencoba menimbun kertas toilet dan pasta. Pengumuman mendadak tentang penutupan kedai ganja itu memberikan prioritas baru.

Staf kafe ganja menyiapkan jalur terpisah bagi pembeli yang menggunakan uang tunai dan kartu kredit atau debit untuk jenis tanaman gulma yang secara eksotis dinamai seperti "Doctor", "Buble" dan "Purple Haze" sebelum ditutup.

"Aku tidak keberatan memiliki sedikit ganja, itu membuat kita tetap tenang saat di rumah begitu lama. Mungkin akan lama di karantina," kata seorang wanita Irlandia yang mengaku bernama Hannah saat dia ikut mengantri di Den Haag.

"Aku benar-benar hanya menonton konferensi pers dengan teman satu flatku dan kemudian aku turun ke bawah dan tiba-tiba ada antrian seperti 30 orang, dan semua mobil ini juga datang sekarang," terangnya.

Antrian membeli ganja juga terlihat di Roermond dekat perbatasan dengan Jerman, di tengah kekhawatiran bahwa pemerintah Jerman akan menutup perbatasannya dengan Belanda setelah memberlakukan kontrol ketat bagi mereka yang tiba dari Prancis, Austria, Swiss, Luxemburg dan Denmark mulai Senin ini.

Ganja secara teknis ilegal di Belanda, tetapi negara itu mendekriminalisasi pemilik ganja kurang dari lima gram pada tahun 1976 di bawah apa yang disebut kebijakan "toleransi".

Antrian ganja tetap terjadi meskipun Menteri Kesehatan Belanda Bruno Bruins membuat "permintaan mendesak" kepada warga Belanda selama konferensi pers pada hari Minggu, dengan mengatakan: "Jangan menimbun (ganja). Itu tidak perlu."


Sumber Sindo news





Berita Lainnya :
 
  • Menjelajah Dunia Migas di Dumai Expo 2024: Edukasi dan Kontribusi untuk Masa Depan
  • Hari Kartini, PHR Junjung Tinggi Kesetaraan dalam Berkontribusi Bagi Negeri
  • Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
  • Camat Mandau Dorong Pembentukan DPW IKA Plus Bengkalis, Freddy Antoni Terpilih Sebagai Ketua
  • Rumah Sakit Alihkan Pasien Belum Aktif UHC ke Umum, Diskes Pekanbaru Ancam Putus Kerjasama
  • Pemkab Bengkalis Terus Pacu Percepatan Pembangunan Jembatan Bengkalis-Bukit Batu
  • Bupati Kasmarni Harap Kepala Sekolah Fokus dan Optimalkan Kinerja Demi Kemajuan Pendidikan
  • Taklimat Akhir Audit Kinerja Itwasda Polda Riau, Kapolda: Kalau Tidak Betul Segera Ganti
  • Kapolda Riau :" Banggalah Jadi Wartawan, Karena Wartawan itu Orang -Orang Cerdas"
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved