Senin, 31/08/20
 
Tsunami Banten: Pelajaran Harus Dipetik Jangan Sampai Kejadian Serupa Terulang

Putra | Nasional
Selasa, 25/12/2018 - 12:35:35 WIB
Foto internet
TERKAIT:
   
 
RiauEksis.com - Tanpa ada peringatan dini, tsunami menerjang pesisir barat pulau Jawa dan pesisir Lampung. Sistem peringatan dini tsunami yang hanya memantau gelombang laut hasil gempa tektonik tak dapat mendeteksi fenomena ini. Pelajaran harus dipetik. Jangan sampai kejadian serupa terulang.

Informasi soal tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam ini sempat simpang siur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) awalnya mencuit lewat Twitter resminya bahwa gelombang air di Pantai Anyer bukan tsunami, hanyalah air pasang. Tapi kemudian diralat bahwa memang terjadi tsunami.

Minggu (23/12) dini hari, BMKG melakukan jumpa pers mengklarifikasi kesimpangsiuran yang ada bahwa Pantai Anyer dan Lampung Selatan terkonfirmasi bencana tsunami. Tapi saat itu BMKG perlu memastikan lagi karena tsunami terjadi malam hari sehingga kesulitan melakukan penelitian karena kondisi gelap.

Ketika itu BMKG juga masih menduga tsunami terjadi karena longsoran dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Disampaikan dalam konferensi pers itu, kebenaran akan penyebab tsunami itu harus diteliti ulang.

"Sebetulnya tsunami dipastikan akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau. Lebih detil apakah karena longsoran perlu nanti diteliti lebih lanjut. Namun ini dipastikan tsunami di Banten dan Lampung akibat aktivitas Anak Gunung Krakatau," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Minggu (23/12).

Pada Senin (24/12) siang, BMKG menggelar jumpa pers lagi. Dwikorita kini menjabarkan lebih rinci awal mula penyebab tsunami. Kali ini dia lebih yakin, tsunami di Selat Sunda diakibatkan oleh longsoran dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Kolaps kepundan (kawah) ini lah yang akhirnya mengakibatkan longsor bawah laut dan akhirnya menimbulkan tsunami. Jadi tsunami ini memang ada kaitannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau," kata Dwikorita dalam jumpa persnya, Senin (24/12/2018) siang tadi.

Dwikorita menuturkan tsunami terjadi 24 menit setelah longsor terjadi. Dari hasil penelitian BMKG, penyebab awal tsunami terjadi karena longsoran di kawah Gunung Anak Krakatau seluas 64 hektare.

"Longsoran bawah laut ini dianalisis setara dengan kekuatan guncangan dengan magnitudo 3,4 dan epicenternya ada di Gunung Anak Krakatau," jelasnya.

BMKG mengakui tak mendapatkan soal informasi terkait adanya bencana tsunammi akibat gempa vulkanik Gunung Anak Krakatau. Dwikorita mengatakan BMKG tak memiliki data langsung yang menangkap adanya gempa vulkanik. BMKG hanya bisa memberi peringatan tsunami akibat gempa tektonik saja.

"Jadi BMKG memantau khusus gempa tektonik. Karena lebih dari 90 persen kejadian tsunami di Indonesia diakibatkan gempa tektonik, dengan informasi gempa tektonik, kami bisa berikan peringatan dini, maksimal 5 menit setelah gempa apakah berpotensi tsunami apa tidak. Tetapi sekali lagi peristiwa kemarin itu bukan karena gempa tektonik, sehingga informasi itu kami tidak ada akses. Data itu tidak ada di BMKG, tapi ada di kantor lain sehingga itulah yang terjadi," jelas Dwikorita.

Untuk diketahui, tugas BMKG adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Merujuk pada UU 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, disebutkan bahwa pemerintah melalui badan yang menangani meteorologi, klimatologi dan geofisika bertanggung jawab untuk memberikan peringatan dini tsunami.****(ptr)





Berita Lainnya :
 
  • Indosat Ooredoo Hutchison Catat Lonjakan Trafik Data Sebesar 17% Sepanjang Hari Raya Idulfitri
  • Menjelajah Dunia Migas di Dumai Expo 2024: Edukasi dan Kontribusi untuk Masa Depan
  • Hari Kartini, PHR Junjung Tinggi Kesetaraan dalam Berkontribusi Bagi Negeri
  • Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
  • Camat Mandau Dorong Pembentukan DPW IKA Plus Bengkalis, Freddy Antoni Terpilih Sebagai Ketua
  • Rumah Sakit Alihkan Pasien Belum Aktif UHC ke Umum, Diskes Pekanbaru Ancam Putus Kerjasama
  • Pemkab Bengkalis Terus Pacu Percepatan Pembangunan Jembatan Bengkalis-Bukit Batu
  • Bupati Kasmarni Harap Kepala Sekolah Fokus dan Optimalkan Kinerja Demi Kemajuan Pendidikan
  • Taklimat Akhir Audit Kinerja Itwasda Polda Riau, Kapolda: Kalau Tidak Betul Segera Ganti
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved