Bunga Kredit Masih Tinggi
Menko Perekonomian dan OJK Bakal Panggil Bank-bank
|
, - WIB
JAKARTA (riaueksis.com) - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate dari 4,75% menjadi 4,5%. Diharapkan para perbankan bisa cepat merespon dengan menurunkan suku bunga kredit.
Namun terkadang ada jeda waktu yang cukup lama dari turunnya suku bunga acuan ke penurunan suku bunga kredit perbankan. Sebab perbankan biasanya menurunkan suku bunga dana pihak ketiga (DPK) seperti deposito terlebih dahulu, sebelum suku bunga kredit. Belum lagi alasan lainnya, seperti menunggu kondisi pasar keuangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku telah berbicara dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengenai hal itu. Mereka akan memanggil para bank-bank besar untuk membahas penurunan suku bunga kredit.
"Ada Pak Wimboh, tadi kita ngobrol supaya mereka mulai undang bank-bank besar kalau sudah saatnya. Kan yang dibesarkan oleh bank itu marginnya sehingga profitnya naik. Nah itu yang harus didorong jangan gitu dong, diturunkan lagi," tuturnya di Silang Monas, Jakarta, Minggu (27/8/2017).
Menurut Darmin para perbankan biasanya menurunkan suku bunga DPK terlebih dahulu, dengan begitu margin keuntungan perbankan meningkat karena suku bunga kredit belum turun. Jika margin bunga sudah naik seharusnya perbankan sudah bisa menurunkan suku bunga kreditnya, itu yang akan diminta pemerintah.
"Kita enggak sekedar himbauan tapi enggak memaksa juga. Sebenarnya dari dulu saya dengan Wimboh segala macam sudah lakukan itu panggil satu-satu, eh ini strukturnya biaya anda begini, harusnya anda bisa turunin," tegasnya.
Penurunan suku bunga acuan yang dilakukan BI, kata Darmin, sebenarnya karena merespon kondisi makro perekonomian yang kian stabil, seperti inflasi yang rendah. Pihaknya pun mengapresiasi keputusan BI, sebab hal itu sejalan dengan upaya pemerintah mendorong roda perekonomian.
Jika saja perbankan bisa cepat menurunkan suku bunga kreditnya, maka dampaknya terhadap perekonomian akan cepat terasa. Dunia usaha akan kembali bergeliat dengan turunnya suku bunga kredit, alhasil daya beli masyarakat juga akan meningkat.
"Kalau itu terjadi investasi akan naik, tapi konsumsi juga akan berpengaruh. Artinya dengan bunga yang lebih rendah orang tidak akan terlalu berat melepaskan uangnya, dibelanjakan, tapi pengaruhnya lebih besar ke investasi," tukasnya. (wan)