Senin, 31/08/20
 
Advertorial Pemkab Kampar
Ikuti Pelatihan RTMPE di Siakhulu, Petani Asal Kerajaan Perak Datang Untuk Adopsi Teknologi Biogas

Min | Advertorial
Senin, 29/02/2016 - 13:45:43 WIB
Petani dari Kerajaan Perak Malaysia melakukan pelatihan pertanian budidaya bawang merah di RTMPE Desa Kubang Jaya, Siakhulu
TERKAIT:
   
 
Siakhulu (RiauEksis.Com) - Kedatangan 20 petani didampingi dua orang dari Jawatan Pertanian Negeri Perak, Malaysia ke Kabupaten Kampar, bukan untuk melancong.

Mereka bertandang ke Kabupaten Kampar, tepatnya ke Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siakhulu karena ingin mengadopsi teknologi biogas yang kini sedang dikembangkan di lokasi percontohan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) di desa tersebut.

Di samping itu, para petani juga ingin mengembangkan areal belakang rumah di pemukiman atau yang mereka sebut 'laman dapur' menjadi lahan pertanian bawang dan cabai.

Demikian dituturkan oleh Muhammad Nizam Bin Abdullah, kepada wartawan, di sela-sela waktu istirahatnya usai mengikuti agenda pelatihan di lokasi RTMPE Siakhulu.

Muhammad Nizam selaku pendamping yang bekerja di Jabatan Pertanian Negeri Perak Malaysia memaparkan, para petani yang ikut dalam pelatihan tersebut merupakan perwakilan dari lima wilayah yang ada di Negeri Perak.

Masing-masing wilayah mengutus empat orang petani, sehingga total petani ada 20 orang, didampingi dua orang pendamping. Petani peserta pelatihan merupakan petani sudah terbiasa bercocok tanam buah-buahan dan sayuran.
PETANI asal Kerajaan Perak saat mengikuti pelatihan RTMPE di P4S Desa Kubang Jaya, Siakhulu.

Mereka berminat untuk berlatih di Kampar karena ingin menggali ilmu tentang tanaman bawang, cabai, beternak ikan lele, ayam petelur hingga pembuatan biourine dan biogas.

"Jika selama ini mereka hanya menanam sawi dan sayuran jenis lainnya, ke depan para petani ini akan menambah tanaman di laman dapur mereka yakni bawang dan cabai. Selain itu, kami juga akan belajar lebih rinci lagi tentang budidaya ikan lele," sebutnya.

Disebutkan Nizam, petani peserta pelatihan merupakan petani yang sudah siap dengan lahan masing-masing. Sebab, di Negeri Perak banyak lowongan pekerjaan. Bila tak memiliki lahan minimal 3 hektar, warga Negeri Perak takkan memilih profesi petani.

"Di sana banyak peluang pekerjaan. Kalau punya lahan minimal 3 hektar, bolehlah bertani. Bila tidak, maka mereka bisa bekerja di kilang, sekuriti maupun pekerjaan lainnya," ucapnya.

Selama ini, petani dari Malaysia memiliki pendapatan per kapita minimal 1.500 RM atau lebih kurang Rp5 juta per bulannya.

"Dari hasil sebanyak itu, mereka belum mengembangkan RTMPE. Mereka hanya bertani sayuran dan buah-buahan. Ada juga yang berternak lembu atau sapi maupun kambing." terangnya.

Ke depan, imbuhnya, tentunya pihaknya ingin lebih sejahtera lagi dengan mengembangkan biogas dan biourine.

Ditambahkannya, selama ini kotoran sapi di Negeri Perak belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga banyak yang terbuang begitu saja.

Bila mereka sudah memperoleh ilmu pengetahuan tentang biogas dan biourine, para petani tersebut berharap dapat meningkatkan penghasilan melebihi Rp5 juta per bulannya.

"Kami berencana akan kembali ke Malaysia 1 Juni 2016. Semoga ilmu yang kami peroleh di Kampar, dapat kami terapkan di negeri kami," harapnya.

PESERTA pelatihan dari Kerajaan Perak Malaysia didampingi instruktur saat melakukan praktek membuat pakan ayam lahan percontohan program RTMPE Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siakhulu.

Sebelumnya, Bupati Kampar, H Jefry Noer SH melalui Kabag Humas Pemkab Kampar Sabaruddin SSos mengajak masyarakat untuk ikut menyukseskan program RTMPE.

Menurutnya, program RTMPE merupakan program yang tepat ketika kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Kampar masih dipasok dari luar daerah.

Di dalam lahan RTMPE, katanya, petani hanya membeli beras, minyak goreng, garam dan gula. Sedangkan kebutuhan lainnya dihasilkan dari RTMPE.

Begitulah pengakuan dari petani asal negera jiran, Malaysia. Nah, karena dari negara lain mau berbondong-bondong 'mencuri' ilmu di pusat pelatihan pertanian Desa Kubang jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, tak heran bilamana sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai (YPTT) Riau, Pekanbaru  juga kepincut ingin belajar kewirausahaan melalui program RTMPE.

Baru-baru ini, puluhan mahasiswa STKIP ini berkunjung ke lokasi percontohan RTMPE di Desa Kubang jaya, Siakhulu. Kunjungan itu dilakukan dalam rangka menimbau ilmu terkait mata kuliah kewirausahaan yang sedang mereka pelajari.

Rombongan disambut hangat oleh anggota DPRD Kampar Rahmad Jevari Juniardo yang akrab disapa Ardo di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Kubang Jaya Kecamatan Siakhulu. 

Puluhan mahasiswa tersebut datang dengan didampingi empat dosen yaitu Rusdial MPd, Mufarizudin MPd, Nani Libriyanti SE MMa, Yeni Fitria MPd.

Sebelum memaparkan secara lugas tentang program RTMPE, Ardo terlebih dahulu menjamu rombongan di Arwana Restoran yang berada di Kompleks Perkampungan Wisata Tiga Dara Siakhulu. Di sana, Ardo berdialog ringan dengan para dosen yang mendampingi mahasiswa.RAHMAD Jevary Juniardo saat menjelaskan secara rinci program RTMPE di hadapan sejumlah mahasiswa dan mahasiswi STKIP YPTT Riau-Pekanbaru.

Usai shalat Dzuhur, Ardo membimbing rombongan berkeliling lokasi RTMPE sekaligus menjelaskan secara rinci setiap spot yang ada di lokasi RTMPE. Termasuk juga proses pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk bio urine, dan biogas.

Meski panas terik, bak seorang dosen yang berpengalaman mengajar, Ardo bersemangat  menerangkan  tentang program RTMPE.

“Saya selalu ada di sini. Saya juga selalu memperhatikan dan terlibat dalam proses yang ada di RTMPE ini. Program ini sangat baik untuk kesejahteraan rakyat, termasuk juga para generasi muda,"sebutnya.

Menurut Ardo, meskipun para mahasiswa STKIP bukan berlatar belakang pertanian, namun tidak ada salahnya bila para calon guru juga memahami RTMPE dan mempraktekkannya di lingkungan masing-masing.

Bila para guru sudah memiliki RTMPE, sambungnya, maka diharapkan kesejahteraan guru meningkat. Soalnya, pendapatan keluarga tidak semata-mata berasal dari gaji.

“Untuk itu, silahkan rekan-rekan melihat dan mencatat bagaimana pengembangan lahan yang terbatas di lokasi RTMPE  ini menjadi lahan yang sangat produktif," ujarnya.

Di kesempatan tersebut, salah seorang perwakilan dosen Yeni Fitria MPd menyampaikan kepada para mahasiswa untuk memperhatikan setiap penjelasan yang disampaikan oleh Ardo di lokasi RTMPE, agar para mahasiswa juga mampu menjadi generasi yang berjiwa entrepreneurship dan berpenghasilan tinggi.

“Jadi guru juga bisa menjadi pengusaha bidang pertanian. Yang terpenting kita mau belajar dan berusaha," ungkapnya memberi semangat. (adv/pemkab kampar)







Berita Lainnya :
 
  • Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
  • Camat Mandau Dorong Pembentukan DPW IKA Plus Bengkalis, Freddy Antoni Terpilih Sebagai Ketua
  • Rumah Sakit Alihkan Pasien Belum Aktif UHC ke Umum, Diskes Pekanbaru Ancam Putus Kerjasama
  • Pemkab Bengkalis Terus Pacu Percepatan Pembangunan Jembatan Bengkalis-Bukit Batu
  • Bupati Kasmarni Harap Kepala Sekolah Fokus dan Optimalkan Kinerja Demi Kemajuan Pendidikan
  • Taklimat Akhir Audit Kinerja Itwasda Polda Riau, Kapolda: Kalau Tidak Betul Segera Ganti
  • Kapolda Riau :" Banggalah Jadi Wartawan, Karena Wartawan itu Orang -Orang Cerdas"
  • Bupati Kasmarni Hadiri Pembukaan MTQ Tingkat Provinsi Riau di Dumai
  • Pj Gubri SF Hariyanto Minta BRS dari BPS Jadi Acuan Pengambilan Kebijakan Ekonomi
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved