PT PHR Sukses Bina Desa dan UMKM Koto Mesjid dari Desa Miskin Menjadi Desa Wisata yang Makmur dan Peroleh Penghargaan Nasional
Derry | Riau
Senin, 28/08/2023 - 06:50:08 WIB
 |
Foto: riaueksis.com |
TERKAIT:
Oleh : Martalena
PEKANBARU,Riaueksis.com- Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Griya Fish Pratama, UMKM binaan PT Pertamina Hulu Rokan (( PHR) darii wisata Kampung Patin di Kecamatan XIII Koto Kampar berhasil meraih penghargaan sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan jaringan penjualan terluas.Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas)Sumbagut Tahun 2023 di Batam.
Beberapa waktu yang lalu.
UMKM Griya Fish Pratama adalah salah satu UMKM yang sukses memproduksi dan memasarkan Ikan Patin segar, ikan Patin salai (asap) juga Abon Patin,dan masih banyak lagi produk olahan dari ikan Patin di Desa Wisata Koto Mesjid Kabupaten Kampar
Kesuksesan UMKM Griya Pratama Fish dan Desa Wisata Koto Mesjid adalah merupakan hasil dari binaan dan bantuan PT PHR.
Jika ada penilaian mengenai desa yang paling makmur dan sejahtera masyarakatnya di provinsi Riau, saya yakin Desa Wisata Kampung Patin di Desa Koto Masjid XIII Koto Kampar akan terpilih menjadi Desa paling sejahtera .
Hal ini karena tingginya penghasilan per bulan setiap keluarga yang bermukim di desa wisata Kampung Patin ini, dimana hampir seluruh masyarakatnya memiliki paling sedikit 3 kolam ikan patin dengan penghasilan per kolam 15 juta Rupiah.
Desa yang Makmur ini adalah Desa Wisata binaan dari PT Pertamina Hulu Rokan(PHR).bekerjasama dengan Dinas Parawisata,Dinas Perikanan dan kelautan. Kabupaten Kampar, dan Sekolah Tinggi Pariwista ( STP) Pekanbaru.
Dengan bantuan dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) masyarakat yang dulunya sudah memulai memelihara ikan patin
Secara kecil- kecilan dan menyalai ikan Patin, dengan alat apa adanya, kemudian PT PHR memberikan pelatihan, bantuan modal usaha dan bantuan peralatan seperti frezer, showcase untuk UMKM
Dan membantu pemasaran hasil olahan ikan patin ke berbagai daerah dan provinsi di Indonesia.
Desa Koto Mesjid XIII Koto Kampar ini adalah pemekaran dari desa Pulau Gadang,dimana masyarakatnya adalah relokasi dari desa yang tenggelam oleh
proyek nasional pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang pada tahun 1992.
Kemakmuran desa Koto Mesjid terlihat setelah kita memasuki gapura yang bertuliskan
Desa Wisata Kampung Patin Koto Mesjid kecamatan XIII Koto Kampar.
Rumah rumah penduduk
Yang berjejer di pinggir jalan sampai ke pelosok desa, hampir semua nya rumah- rumah mewah seperti rumah kalangan menengah keatas di perkotaan.di depan dan di samping rumah terlihat kolam- kolam ikan Patin yang terawat bersih, walaupun kolam tanah tapi tepi kolam ikan yang bersih seperti baru dipotong rumputnya, tidak semak ditepi kolam.
Di garasi setiap rumah terpakir 2 sampai 3 unit mobil mewah, begitupun dengan jalan-jalan desanya yang mulus nyaris tidak ada lobang apalagi jalan rusak.
Pada awal bermukim setelah direlokasi di desa Koto Mesjid ini masyarakat masih memiliki tingkat penghasilan yang rendah karena masih bingung melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka, Di desa yang lama masyarakat biasanya bekerja mencari ikan, sebagai sumber penghasilan
Kemudian seorang warga desa Koto Mesjid, yang juga sebagai Penyuluh perikanan swadaya dan juga pelaku usaha ikan di desa Koto Mesjid, Suhaimi, S.Pi., MMA
Menjelaskan kepada rombongan
peserta lomba karya jurnalistik dalam ajang Pertamina Hulu Rokan News Award (PENA) dan Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2023.
Menurut Suhaimi, budidaya ikan Patin di Koto Mesjid sudah berjalan semenjak tahun 2000. Awalnya, sekitar tahun 1998 Suhaimi mencari jenis ikan yang cocok dibudidayakan di desa Koto Mesjid. Karena pada waktu itu, masyarakat masih memelihara berbagai jenis ikan, kecuali ikan gabus.
"saya hampir 3 tahun, mencari jenis ikan yang paling cocok untuk dibudidayakan disini, Akhirnya saya temukan bahwa ikan Patin Siam merupakan komoditas ikan yang paling cocok untuk dibudidayakan dan dikembangkan di desa Koto Mesjid." Papar Suhaimi kepada rombongan wartawan yang berkunjung di Gerai Olahan ikan Patin Graha Pratama Fish Miliknya.
Untuk membudidayakan ikan Patin secara besar besaran saat itu Suhaimi mempunyai masalah dengan pembenihan. Kemudian Suhaimi melakukan pembibitan sendiri untuk memenuhi kebutuhan bibit ikan yang dibutuhkan oleh masyarakat Koto Masjid. Saat ini, paling sedikitnya sudah terdapat 8 pembenihan ikan patin yang ada di Desa Koto Koto Mesjid.
Menurut Suhaimi saat ini kebutuhan bibit ikan patin di Koto Mesjid sudah mencapai sebanyak 3,5 juta ekor bibit ikan patin yang dibutuhkan setiap bulannya." Pemenuhan kebutuhan bibit ikan patin tersebut diisi oleh 8 pengusaha benih ikan yang ada di Desa Koto masjid."papar Suhaimi.
Saat ini para pemilik UMKM yang mempunyai usaha olahan ikan Patin di Desa Koto Mesjid membutuhkan sekitar 15 ton ikan segar setiap harinya sebagai bahan baku, Ikan tersebut kemudian diolah menjadi berbagai macam produk ikan patin. Mulai dari ikan salai bakso ikan, abon patin, nugget ikan, kerupuk kulit ikan cireng, otak- otak filet ikan dan berbagai macam produksi hilir ikan Patin lainnya.
Hanya 5 persen dari total 15 ton yang dijual dalam bentuk ikan segar.saat ini Hasil produksi ikan Patin Koto Mesjid sudah menembus sampai daerah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Palembang, Jambi dan daerah Sumatera Barat.
Menurut Suhaimi banyak proses yang harus dilakukan untuk menjadikan desa Koto Mesjid sebagai Desa Wisata Kampung Patin, " kita harus persiapkan kolam yang bagus, pemilihan bibit ikan yang unggul, perawatan ikan yang bagus, pengobatan ikan yang bagus (dahulu ikan tidak pakai antibiotik dan sekarang ikan sudah pakai antibiotik). Saat ini mayoritas kolam ikan Patin masyarakat Koto Masjid sudah memiliki sertifikat" terang Suhaimi.
Kepala Desa Koto Mesjid mengatakan,setiap hari weekend (hari libur) Kampung Patin selalu dikunjungi oleh 5-10 bus yang ingin menikmati keindahan serta keunikan kampung yang dipenuhi oleh kolam ikan Patin,wisatawan yang ingin menginap di Desa Koto Mesjid.
" Kunjungan wisatawan tidak tetap tergantung kondisi, kalau jari libur ramai, tapi rata- perbulan jumlah wisatawan yang datang sekitar seribuan orang per bulan " kata Kepala Desa Ajurnalis dalam sambutannya kepada rombongan
peserta lomba karya jurnalistik dalam ajang Pertamina Hulu Rokan News Award (PENA) dan Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2023.di balai desa Koto Mesjid.
"kita menjadikan ikan patin sebagai ikon desa Koto Mesjid. Kita juga memproklamirkan bahwa desa Koto Mesjid sebagai Kampung Patin dengan jargon “Satu rumah satu kolam”, lanjut Arjunalis.'
Demikian juga halnya dengan Anita ( 45) juga adalah pengusaha UMKM di desa Koto Mesjid yang sukses berkat binaan dan bantuan dari PT PHR.
Anita juga pemilik UMKM dan memproduksi ikan salai Patin dan berbagai produk olahan ikan lainnya.
Anita adalah Pemilik Gerai UMKM dengan produk unggulannya Ikan Salai Patin , menurut Anita untuk pengasapan ikan Patin miliknya membutuhkan bahan baku sebanyak 4 ton ikan Patin segar setiap harinya. Dari 4 ton ikan Patin segar tersebut, bisa menghasilkan produksi ikan Patin asap sekitar 700 kg. Proses Pengasapan ikan Patin berlangsung selama 8 jam.
" Kita butuh 4 ton ikan Patin segar setiap hari, setelah disalai hasil nya 700 kg ikan salai Patin kering,. Untuk menghasilkan ikan salai Patin yang berkwalitas. Proses pengasapan harus diasap selama 8 jam " tutur Anita di lokasi pengasapan ikan salai di desa Koto Mesjid.kepada rombongan wartawan berbagai Media cetak dan elektronik
produksi ikan Patin salai masyarakat Koto Mesjid ini sudah ada langganan yang menjemputnya ke desa Koto Mesjid, " tempat menampungnya sudah ada pedagang untuk dijual di pasar dan adapula untuk dikirim ke luar ke Provinsi lain" lanjut Anita.
Saat ini terdapat 8 rumah produksi pengasapan ikan Patin di Desa Koto Mesjid yang dibangun oleh pemerintah. Namun dikelola oleh masyarakat. Sehingga hasil panen kolam budi daya ikan Patin masyarakat dapat ditampung untuk dikelola di rumah produksi tersebut.
Anita , maupun Suhaimi dan pelaku UMKM lainnya mendapatkan pembinaan dari STP Riau yang disponsori oleh PT. PHR dalam menjadikan Koto Mesjid sebagai Desa Wisata.
Sat ini salah satu produk olahan ikan Patin yaitu abon ikan Patin, sudah di ekspor ke luar negeri yaitu Malaysia.
" Abon ikan Patin produksi desa wisata Koto Mesjid sudah laku terjual ke negara Malaysia sebanyak 500 kotak untuk tahap awal " kata Suhaimi dengan bangga.
Senior Analyst Social Performance, Winda Damelia mengatakan, bahwa PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) berkomitmen dalam mengembangkan Desa Koto Mesjid menjadi Desa Wisata mandiri. Komitmen tersebut merupakan wujud kepatuhan PT. PHR dalam melaksanakan Program Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu perusahan badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Selain memberikan bantuan sarana prasarana kebutuhan Desa Wisata, 80% bantuannya berupa pendampingan kepada masyarakat. Mulai dari pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM), seperti pelatihan tour guide (pemandu wisata), pelatihan kuliner, pelatihan homestay (rumah penginapan), pelatihan wirausaha dan UMKM, serta beberapa pelatihan peningkatan dan pengembangan SDM lainnya.
Selain bantuan tersebut, PT. PHR juga membantu dalam memasarkan
Selain memberikan bantuan sarana prasarana kebutuhan Desa Wisata, 80% bantuannya berupa pendampingan kepada masyarakat. Mulai dari pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM), seperti pelatihan tour guide (pemandu wisata), pelatihan kuliner, pelatihan homestay (rumah penginapan), pelatihan wirausaha dan UMKM, serta beberapa pelatihan peningkatan dan pengembangan SDM lainnya.
Selain bantuan tersebut, PT. PHR juga membantu dalam memasarkan produk-produk UMKM masyarakat Koto Mesjid. Selain memasarkan Pada gerai yang dimiliki dan disponsori oleh PT. PHR, produk UMKM masyarakat Desa Koto Masjid juga selalu dijadikan bagian isi goodie bag yang selalu diberikan oleh PT. PHR kepada para tamunya dan pada event-event yang dilaksanakan dan diikuti oleh PT. PHR.
Melalui program CSR tersebut, PT. PHR ingin berkontribusi untuk peningkatan ekonomi masyarakat desa Koto Mesjid. Dengan berkolaborasi bersama pemerintah, perguruan tinggi dan stakeholder lainnya, PT. PHR juga ingin mewujudkan desa Koto Mesjid sebagai desa wisata mandiri.
" Kita bantu memasarkan lptoduk UMKM Koto Mesjid,setiap tamu tamu PHR kita selalu memberikan oleh- oleh produksi UMKM dari Desa Koto Mesjid " ungkap Winda.
Disela sela.kunjungan.ke kolam Patin.
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau, Dr. Ir. Eni Sumiarsih, M.Sc mengatakan, bahwa STP Riau sudah melakukan pembinaan dalam mewujudkan desa wisata terhadap masyarakat desa Koto Mesjid semenjak tahun 2019 yang lalu. Pembinaan tersebut berbentuk pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism). Penentuan Koto Mesjid sebagai binaan STP Riau telah melalui tahapan analisis dan diskusi bersama Dinas Pariwisata Provinsi Riau. Dalam mewujudkan Koto Mesjid sebagai desa wisata berdasarkan modul dari Kemenparekraf yang disponsori atau didukung oleh PT. PHR dari segi pendanaannya.
Pembinaan terdiri dari pelatihan tata kelola desa wisata, Pelatihan pemandu wisata, pelatihan kuliner dan gastronomi . Pelatihan kewirausahaan dan UMKM, pelatihan tata kelola homestay. Saat ini telah terdapat 18 homestay yang dapat melayani pengunjung untuk bermalam di Kampung Patin.
Berkat kerja keras dan kerjasama dengan dengan seluruh stakeholder, pada tahun 2019 STP Riau berhasil meraih Juara I Pendamping Desa Wisata Tingkat Nasional dari 114 Perguruan Tinggi Bidang Pariwisata yang dilaksankan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia. Pada tahun 2020 desa Koto Mesjid berhasil meraih Juara II Apresiasi Desa Wisata Indonesia (ADWI) bidang kuliner dengan menampilkan kuliner ikan Patin. Pada tahun 2020 Desa Koto Mesjid
"Hasil kerja keras dan kerjasama dengan dengan seluruh stakeholder, pada tahun 2019 STP Riau berhasil meraih Juara I Pendamping Desa Wisata Tingkat Nasional dari 114 Perguruan Tinggi Bidang Pariwisata yang dilaksankan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia. Pada tahun 2020 desa Koto Mesjid berhasil meraih Juara II Apresiasi Desa Wisata Indonesia (ADWI) bidang kuliner dengan menampilkan kuliner ikan Patin. Pada tahun 2020 Desa Koto Mesjid mendapatkan sertifikasi SNI Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainable (CHSE). dan Pada tahun 2021 Desa Koto Mesjid mendapatkan sertifikasi SNI sebagai desa wisata berkelanjutan." Tutur Eni kepada para wartawan, dalam sambutannya di Balai Desa Koto Mesjid.