Senin, 31/08/20
 
Zukri: Hidup Harus Bisa Membantu Banyak Orang Terutama Orang Miskin
LEPASKAN JABATAN PIMPINAN DPRD RIAU DEMI MEMBANGUN PELALAWAN

Martalena | Riau
Selasa, 01/09/2020 - 16:12:17 WIB
Zukri Misran: Wakil ketua DPRD riau
TERKAIT:
   
 
Riaueksis.com-Jabatan bukanlah sebuah tujuan hidup, tetapi hidup harus membantu banyak orang, terutama orang miskin dan tak mampu serta anak yatim. Pejabat dan pemimpin adalah dua hal berbeda, memimpin adalah tugas utama kita terutama untuk keluarga.

Kalimat sederhana ini tergambar dari harapan Zukri Misran ketika memutuskan dua kali harus mundur dari kursi DPRD Provinsi Riau, untuk ikut bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Pelalawan tahun 2020

Keputusan yang dibuat Zukri bukanlah perkara remeh. Saat ini, anak jati dari Kuala Terusan ini tengah duduk di kursi empuk Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau periode 2019-2024. Apalagi dia juga dipercaya Megawati Soekarnoputri memimpin DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Riau.

“Pada prinsifnya sederhana, jabatan dan kekuasaan itu hanya sebagai alat untuk menjalankan tugas kita kepada masyarakat. Kalau tugas itu kita jalankan dengan baik, maka hasilnya akan jadi ibadah. Saya memutuskan maju di Pilkada, keinginan dan harapan adalah untuk berbuat banyak kepada masyarakat. Sebab melalui jabatan birokrasi, saya rasa mampu untuk itu,” ujar Zukri menjawab keputusan dirinya tersebut.

Dia mengaku bukan tak bersyukur dengan terpilih kembali sebagai anggota DPRD Riau pada Pemilu 2019 lalu. Sebagai politikus dewan, kebijakan yang diperbuat untuk masyarakat, sangat terbatas. Anggota dewan hanya memiliki anggaran aspirasi yang jumlahnya tidak sebanding dengan besarnya dukungan masyarakat yang didapat.

“Selama tiga periode menjadi anggota dewan, saya merasa belum berbuat apa-apa. Sementara banyak aspirasi yang masuk, mulai dari infrastruktur, ekonomi, kesehatan hingga pendidikan. Tak sanggup saya bangun melalui dana aspirasi kami yang sangat minim. Padahal itu boleh dikatakan sering kami jumpai saat turun ke masyarakat. Dana aspirasi itu juga terbatas, tidak semua bisa digunakan sesuai keinginan kita,” imbuh Zukri lagi.

Empat persoalan perioritas diatas, menurutnya, merupakan tantangan utama bagi kepala daerah dalam melayani kebutuhan masyarakat daerah yang dipimpinnya. Karena itu dia yakin, jika kelak diberikan amanah untuk jabatan itu, akan dibuktikan pada kerja nyata selama lima tahun kedepan.

“Masyarakat Pelalawan tentu sangat berharap maju dan sejahtera. Sebab luasnya kawasan tentu belum semua merasakan pemerataan pembangunan, masih banyak yang harus dibenahi,” lanjutnya. 

Sebagai orang yang selama ini hidup dengan amanah masyarakat, Zukri menyatakan bahwa telah menghibahkan dirinya untuk masyarakat, karena sudah menghibahkan dirinya itu tidak ada keraguan baginya dalam mengambil keputusan.

“Saya sudah menghibahkan diri saya untuk memperjuangkan harapan masyarakat, saya menyadari kehadiran saya di muka bumi tidak lain dan tidak bukan untuk membuat para orang tua tersenyum, mewujudkan harapan seluruh masyarakat yang menginginkan kehidupan yang lebih baik,” tutur dia.

Kehadiran Zukri di kancah politik bukan untuk mengejar jabatan, namun merupakan sebuah perjuangan untuk menjadi bagian terpenting dari masyarakat Kabupaten Pelalawan yang menginginkan perubahan dalam pembangunan di negeri Seiya Sekata ini.

“Perjuangan ini harus saya jalankan, karena banyak harapan yang digantungkan pada saya,” tandasnya.

Bukan Keluarga Ningrat

Bercerita pengalaman sebagai politikus yang sudah tiga periode terpilih duduk di DPRD Provinsi Riau. Zukri mengaku hanya karena besarnya dukunganlah yang membuat dia mantap bergabung dengan PDIP sebagai kendaraan politik kala itu, usai menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada kurun waktu tahun 2008.

Dia yang selalu aktif berorganisasi dinilai pantas mengembangkan sayap politik. Bahkan dunia organisasi sudah dirintis semasa kuliah dengan mendirikan Ikatan Pelajar Mahasiswa Riau Kabupaten Pelalawan di Yogyakarta.

Namun saat itu, yang ada dalam pikiran tak pernah bermimpi untuk berjuang dari jalur dunia politik. Apalagi untuk jadi ASN (Aparatur Sipil Negara). “Saya sampai tamat kuliah aktif mengurus organisasi Karang Taruna dan juga mengelola klub sepakbola PS Pelalawan sampai ke Divisi I Liga Indonesia,” terang dia.

Alumnus Pondok Pesantren Darun Nadhoh Thawalib Bangkinang ini pun menyebutkan, hal utama yang ada dalam pikiran kala itu hanya ingin terlibat aktif menjadi pengusaha. Ia merintis dari usaha kecil-kecilan di bidang kontruksi.

“Karena saya aktif, kawan-kawan terus mendorong ke politik, saya pikir kenapa tidak dicoba. Dan saya langsung memilih untuk jadi Caleg DPRD Provinsi melalui PDIP tahun 2009. Saat itu saya dimasukkan di nomor urut 6,” kenang Zukri.

Duduk di kursi dewan, Zukri tak merasa langkahnya sudah hebat. Ia yang mengaku berangkat dari keluarga sederhana, hanya ingin berbuat di tengah masyarakat. Walau pun hanya hal sederhana, yang penting berpengaruh.

Awal terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Riau periode 2009-2014, Ia pun sempat menjalani hidup sebagai anak kos di Pekanbaru karena tidak punya rumah di ibukota Provinsi Riau itu.

“Saya kan menetap di Kabupaten Pelalawan. Jadi karena menjadi anggota DPRD Riau saya ngekos di Pekanbaru. Karena kalau pulang ke Kabupaten Pelalawan jauh dan tidak terkejar. Jadi saya menjadi satu-satunya anggota dewan provinsi yang ngekos,” kata Zukri.

Tak hanya tidur di tempat kos, Zukri juga pernah beberapa kali harus menumpang tidur di ruangan Sekretaris DPRD Provinsi Riau ketika menjalankan tugasnya. Hal ini dilakukannya saat kegiatan DPRD yang padat karena pembahasan APBD.

Setelah dia tidak lagi menjadi anggota DPRD Riau tahun 2017 lalu, barulah Zukri memiliki rumah sendiri di Pekanbaru. “Ketika saya hari ini harus memilih kembali untuk melepas jabatan, saya tak khawatir. Saya sudah biasa dari orang tak berada,” lanjut dia.

Karena jabatan itu bukanlah sesuatu yang mewah. Rejeki itu datang akan ditentukan Allah. Selagi punya niat baik, Zukri yakin Insya Allah akan dibalas kebaikan. “Buktinya waktu empat tahun nganggur tak menjadi anggota dewan, justru rejeki saya, saya rasa berlebih,” ulang dia lagi.

Zukri hanya memegang satu prinsif bahwa, jangan ingin jabatan untuk kaya, lebih baik kaya baru punya jabatan. “Kalau jabatan itu tujuannya untuk kaya, maka hasilnya hampir dipastikan terjadi korupsi. Jadi tanamkan dalam hati, jadi pejabat untuk kaya atau untuk kebahagiaan masyarakat yang dipimpin. Semua itu kita yang memilih,” tutup dia. *






Berita Lainnya :
 
  • Pj Gubri SF Hariyanto Dukung Penuh Riau Tuan Rumah HPN 2025
  • Safari Ramadhan di Sungai Alam, Bupati Kasmarni Ingatkan Jangan Bakar Lahan
  • Semangat Berbagi PHR, Wujud Syukur atas Keberhasilan Tajak Sumur Eksplorasi Pinang East
  • Ini Pesan Kapolda Riau Saat Safari Ramadhan di Masjid Muthmainnah
  • Bupati Kasmarni Khatam Bersama Para Santri Penghafal Qur'an
  • Polda Riau Gelar Rapat Lintas Sektoral Operasi Ketupat Lancang Kuning 2024
  • Indosat Ooredoo Hutchison Ajak Masyarakat Bersama Rayakan Indah Ramadan Lewat Gerakan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal
  • Ditresnarkoba Polda Riau Gerebek Rumah di Pangeran Hidayat Pekanbaru, Puluhan Butir Pil Extasi di Amankan
  • Konservasi Gajah PHR Mendunia, Raih Green World Environment Awards 2024 di Brasil
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved