Senin, 31/08/20
 
Dinilai Sangat Keterlaluan dan Tidak Berperikemanusiaan, Akhirnya AS Dituntut Untuk Minta Maaf kepada Korut

M Amin | Internasional
Kamis, 18/01/2018 - 19:25:08 WIB
Pemimpin AS dan pemimpin Korut
TERKAIT:
   
 
Jenewa (RiauEksis.Com) - Korea Utara (Korut) menuntut Amerika Serikat (AS) meminta maaf karena telah menolak menyebut nama resmi negara tersebut, yaitu Republik Rakyat Demokratik Korea. Sikap AS ini dinilai sangat keterlaluan dan tidak berperikemanusiaan.

Konselor Korut Ri Song-chol mengajukan tuntutan itu dalam pertemuan komite urusan AS di Majelis Umum PBB, Rabu (17/1/18). Ri menyebut tindakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump ini sebagai sebuah isu politik yang serius, yang berkaitan dengan kedaulatan sebuah negara anggota independen PBB.
 
"Pemerintahan Trump didorong motivasi yang tidak jujur dan tidak murni untuk mempolitisasi setiap masalah protokoler," ujar Ri.
 
Ri menjelaskan, hal ini berawal saat misinya mengajukan permintaan rutin kepada Misi AS untuk memperbarui kartu pembebasan pajak bagi salah satu diplomatnya pada awal Desember lalu. Kartu ini memungkinkan diplomat PBB melakukan pembelian tanpa membayar pajak.
 
Namun ia kemudian sangat terkejut ketika seminggu kemudian kartu baru tersebut dikirim dengan penyebutan nama 'Korea Utara.' Ia sempat menduga hal itu hanyalah kesalahan teknis, tetapi Misi AS mengatakan Departemen Luar Negeri di Washington menolak mengubah nama negara tersebut menjadi Republik Rakyat Demokratik Korea.
 
"Kantor kami di DC mengatakan nama kredensial untuk 'Republik Rakyat Demokratik Korea' ditunjukkan dengan nama 'Korea Utara' yang merupakan singkatan konvensional. Jadi kartu pajak akan tetap berlaku," jelas Ri, mengutip penyataan dari Misi AS.
 
Ri mengatakan Republik Rakyat Demokratik Korea sangat meminta AS memperbaiki kesalahan ini sekaligus tanpa melakukan penundaan lebih lanjut. Ia juga menuntut AS mengirim sebuah dokumen resmi yang mengklarifikasi kebijakan protokol barunya mengenai penggunaan nama negara yang disingkat dan bukan nama resmi.
 
Menurutnya, dia dan seorang petugas misinya telah berkomunikasi dengan diplomat dari Misi AS untuk mencoba mengubah nama yang salah. Dia menuturkan, petugas misinya telah bertukar lebih dari 10 email dengan diplomat AS.
 
"Republik Rakyat Demokratik Korea belum mendapat tanggapan dan masalahnya masih tetap sama tanpa kemajuan," ujar dia. (min/rec)
 
 

 
sumber: AP/republika








Berita Lainnya :
 
  • Pelajari Analisis Resiko, Tim Pansus BPBD Studi Banding ke Kab. Bantul
  • PHR Pamer Inovasi Digitalisasi di IPA Convex 2024
  • Kapolri Beri Penghargaan Casis Bintara Jari Putus Dibegal Masuk Bintara Polri
  • Kepedulian Polda Riau Meneduhkan Korban Bencana Galodo Sumbar, Kapolres Ucapkan Terima Kasih
  • KLHK Apresiasi Upaya PHR Cegah Konflik Gajah dengan Manusia dan Lestarikan Keanekaragaman Hayati
  • Catatan 2023, PHR Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia
  • Pj Gubri Imbau Pihak Sekolah Tangguhkan Studi Tur ke Luar Daerah
  • Polda Riau Kirim 3 Truk Bantuan Sembako Korban Banjir Bandang Sumbar
  • Perkuat Rasa Solidaritas, Pimpinan dan Anggota DPRD Bengkalis Hadiri Halal Bihalal IKMKB
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved