Senin, 31/08/20
 
Sekjen PBB Antonio Guterres Peringatkan Embargo Minyak Rusia Picu Kehancuran Dunia

Beni | Internasional
Selasa, 22/03/2022 - 23:27:14 WIB
AP Photo/Sue Ogrocki Pengeboran minyak di Oklahoma, Amerika Serikat, Senin (7/3/2022). Amerika Serikat (AS) sedang mewacanakan penerapan larangan impor minyak dari Rusia.
TERKAIT:
   
 
JAKARTA,Riaueksis.com-- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan tindakan itu membunuh harapan untuk menjaga pemanasan global di bawah tingkat yang berbahaya.

"Negara-negara dapat menjadi sangat terkonsumsi oleh kesenjangan pasokan bahan bakar fosil sehingga mereka mengabaikan atau menutup kebijakan untuk memotong penggunaan bahan bakar fosil," kata GuterresĀ  melalui video di sebuah acara yang diselenggarakan oleh EconomistĀ pada Senin (21/3/2022).


Jerman, salah satu pelanggan energi terbesar Rusia, ingin meningkatkan pasokan minyaknya dari Teluk dan mempercepat pembangunan terminal untuk menerima gas alam cair. Sedangkan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki awal bulan ini menyatakan, perang di Ukraina adalah alasan bagi produsen minyak dan gas Amerika untuk mendapatkan lebih banyak pasokan dari dalam negeri.

"Alih-alih mengerem dekarbonisasi ekonomi global, sekaranglah saatnya untuk menginjakkan kaki pada logam menuju masa depan energi terbarukan," ujar Guterres.

Sebuah laporan yang dirilis bulan lalu, menemukan bahwa setengah dari umat manusia sudah menghadapi risiko serius dari perubahan iklim. Guterres mengatakan tujuan kesepakatan iklim Paris untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius adalah untuk mendukung kehidupan karena negara-negara tidak berbuat cukup untuk menurunkan emisi.

Dengan suhu yang sudah sekitar 1,2 celcius lebih tinggi sekarang daripada sebelum industrialisasi, menjaga agar target Paris tetap hidup membutuhkan pengurangan 45 persen emisi global pada 2030. Namun, setelah penurunan terkait pandemi pada 2020, emisi meningkat tajam lagi tahun lalu.

"Jika kita melanjutkan dengan lebih banyak hal yang sama, kita bisa mengatakan selamat tingga pada 1,5. Bahkan dua derajat mungkin di luar jangkauan. Dan itu akan menjadi malapetaka," kata Guterres.

Guterres mendesak negara-negara maju dan berkembang terbesar di dunia untuk melakukan pengurangan emisi yang serius. Pengurangan tersebut termasuk dengan segera mengakhiri ketergantungan mereka pada batu bara dan meminta pertanggungjawaban perusahaan swasta yang terus mendukung penggunaannya.

Berbicara pada pembukaan pertemuan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) pada Senin, kepala kantor iklim PBB Patricia Espinosa mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan segera sehingga target untuk tahun 2030 dapat tercapai. Salah satu poin dari target tersebut adalah tujuan Uni Eropa untuk mengurangi emisi sebesar 55 persen dibandingkan dengan tingkat pada 1990.

"Rencana jangka panjang itu penting dan dibutuhkan. Namun, jika para pemimpin global, publik dan swasta, tidak membuat kemajuan dan menetapkan rencana yang jelas untuk aksi iklim dalam dua tahun ke depan, rencana untuk tahun 2050 mungkin tidak akan tercapai dan tidak relevan," ujar Espinosa.

sumber : AP






Berita Lainnya :
 
  • Pelajari Analisis Resiko, Tim Pansus BPBD Studi Banding ke Kab. Bantul
  • PHR Pamer Inovasi Digitalisasi di IPA Convex 2024
  • Kapolri Beri Penghargaan Casis Bintara Jari Putus Dibegal Masuk Bintara Polri
  • Kepedulian Polda Riau Meneduhkan Korban Bencana Galodo Sumbar, Kapolres Ucapkan Terima Kasih
  • KLHK Apresiasi Upaya PHR Cegah Konflik Gajah dengan Manusia dan Lestarikan Keanekaragaman Hayati
  • Catatan 2023, PHR Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia
  • Pj Gubri Imbau Pihak Sekolah Tangguhkan Studi Tur ke Luar Daerah
  • Polda Riau Kirim 3 Truk Bantuan Sembako Korban Banjir Bandang Sumbar
  • Perkuat Rasa Solidaritas, Pimpinan dan Anggota DPRD Bengkalis Hadiri Halal Bihalal IKMKB
  •  
     
     
     
     
    Copyright © 2014-2016
    PT. Surya Cahaya Indonesia,
    All Rights Reserved